Memanusiakan Manusia: Buah bisa Jadi Guru Buat Lo!

HUAHUAHUAHAHAHAHAHHAHA.

Ngide darimana gue dapet ide buat tulisan judul beginian coba? Kalo bukan dari tekanan batin pastinya ga wkwkkwkw.

Honestly sering kan lo lo pada jumpa with people modelan si keras kepala, si batu, si tuli, si bisu, si tipsen, ato si sekedar jawab salam doang di perkumpulan, room chat atopun lagi kerja bareng. Pernah lah pasti, manusia pasti ada aja interaksinya ya kan. Ga cuma mereka-mereka itu si, barangkali gue sendiri pasti pernah jadi modelan itu.

Nah, yang mau gue bahas kali ini bukan tentang watak atau karakter people yang beranekaragam itu. Tapi yang mau gue bahas adalah sebuah 'cara' gimana maybe berguna buat lo yg baca supaya bisa survive dalam semua 'ketegangan' perkumpulan orang-orang itu. Walaupun gue juga masih tahap belajar, cmiiw.

Sebelum itu, gue mau ngutip yang dikatakan 'ketegangan' sebenarnya dalam hidup wajar aja kita selalu dihadapkan dengannya. Namun, dalam konteks disini mungkin gue sekedar meluaskan perspektif bahwa yang suka kita hadapkan ini yaitu 'ketegangan' ternyata ngga semenegangkan itu untuk dihadapi ataupun disikapin sambil drama-drama ga jelas. 

Perumpamaannya pake gambar di bawa ini deh.


(Dok. Pribadi/ Superindo deket rumah gue di Tangerang (Buah 1))

Iya iya itu gambar packaging buah. Perhatiin aja dulu deh. Perhatiin baik-baik. Gimana udah?

Kayak buah digambar itu tuh misal. Buah Naga ga perlu "foamnet' untuk di packaging maybe karena kulitnya keras jadi ga perlu. Beda sama Si buah Apel, Pir, Jeruk atau sejenisnya yang mungkin butuh 'foamnet' atau pelindung karena tekstur permukaan buahnya yang sensitif. Contoh nyata aja kayak buah apel kalo kegores permukaannya ato kecongkel benda tajam, daging buahnya atau bagian yang rusak pasti berubah jadi kuning. Alhasil mengurangi nilai jual. Beda halnya juga sama luka hati, sakit tapi bekasnya tersembunyi, eaaaaak.

Nah dan pertanyaannya, pasti disetiap buah yang dijual ini gda yang tau kan mana yang bener-bener rasanya manis? Atau ada yang rasanya agak asem/ sepet manis? Atau ada yang terlalu manis? iya ga siee?

At the end, walaupun kita ga tau secara pasti rasa didalem buahnya setidaknya buah ini udah dianggap matang alhasil siap untuk dijual ke konsumen karena punya nilai sama-sama dibutuhkan untuk dikonsumsi.  Nangkep ga?


(Dok. Pribadi/ Superindo deket rumah gue di Tangerang (Buah 2))

Nah, lanjut ke gambar yang satu lagi ini. Masih sama dengan packagingnya, tapi beda tempat. Buah-buah ini make packaging 'Plastic Wrappping'. Dan kalo dilihat dari segi higenitas sih lebih efektif packaging ini karena udah pasti menutup secara keseluruhan si buah-buah ini agar ter-protect optimal. But, ga menutup kemungkinan juga kalau didalam packagingnya ada aja 1-2 buah buah-buahan yang agak beda hasil rasanya (ntah asem, sepet, kematengan, terlalu lembek dkk). 

The point, semua buah-buahan ini dikemas sesuai dengan latar belakang karakter buahnya masing-masing, dan tetap selalu punya nilai untuk dikonsumsi/ dibeli.

Lantas kaitannya apaansih sama 'cara buat survive'? Kok dari tadi lo ngga nyambung Ca?!!!
(Lo mau jualan buah Ca? LOL) Yaa ga lah :')

Singkatnya, mau lo paling ahli di bidang ini, mau lo aktif dan paling tau dari yang lain dibidang itu, atau bahkan mau lo bodoh sekalipun alias banyak congaknya dibidang tertentu. 

Dalam sebuah interaksi, sosial ataupun kelompok. Lo harus yakin kalau lo itu dibutuhin jugaa, tapi dengan cara lo dan kelebihan yang lo punya sendiri.

Dan jelasnya, sehebat apapun lo berguna ataupun bermanfaat terhadap sesuatu. Nilai lo ga bakal ada harganya kalau lo gatau caranya 'menghargai/mengapresiasi orang lain'. Sesederhananya lo belajar untuk tau cara menggunakan 4 kata ajaib 'permisi, maaf, tolong dan makasih'.

Kayak packaging buah-buahan aja yang tadi gw sebutin. Buah-buahan yang dikemas, kita ga bakal tau secara tepat rasa didalem buahnya perfect atau ngga, tapi dengan ngasih packaging (treat) terbaik setidaknya buah tetap selalu berharga karena bermanfaat buat dikonsumsi. 

Begitu juga dengan buah yang biasa-biasa aja dan dikemas bagus dengan buah kualitas baik tapi ga dikemas baik. Yaa sama aja, kualitasnya ketauan.

So, Bagi lo yang pernah, mungkin atau akhir-akhir ini sering ngalamin masalah ketegangan dalam kelompok, dengan pacar lo, keluarga lo atau bahkan sahabat lo sendiri karena perbedaan pendapat dan sebagainya. Coba belajar dari buah deh. 

Dalam hidup ini, lo bakal bisa lebih berharga dan lebih bernilai ketika lo tau cara men-treat orang lain daripada nilai yang lo punya itu sendiri. 

Dan menurut gue, ketika lo udah punya modal untuk menghandle hal-hal yang berasal dari luar diri lo dan lo bisa meng-feedback hal tsb dengan baik. Gue yakin jati diri lu ga bakal lagi tergoyahkan/ terdistraksi lagi (ga gampang labil). 

Karena lo ga perlu mengubah nilai diri lo demi diterima orang lain, tapi cukup mengubah perspektif dan sikap lo untuk menghadapinya tanpa ngerugiin orang lain.

Jangan lupa makan buah yaaa gaiss. mwhehehhehehe :).






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sudahkah Kamu Merasa Benar-Benar Bebas?

Bicara Harga Diri Perempuan: Jadi Matre Itu Perlu, Ladies!