Untuknya Yang Berusaha Sembuh


Malam
Dimana selalu kulangitkan harap
Dimana tangis meredam
Kuulangi
Semoga kembali seperti semula
Dimana kurindukan 

;Kebersamaan



Di balik kata yang malu berbicara
Di balik tangis yang tak mau digubris
Di balik rasa yang jatuh tertunduk
Di balik senyuman yang menyembunyikan arti
Di balik tawa yang mennyumpah sedih
Dan di balik hari-hari
Yang kau dekap memori
Yang kau lalui dengan tabah
Yang kau ikuti dengan pasrah

Dan akhirnya ku tau
Apa yang selama ini menjadi bagian dari
Kisah-kisah antikmu

Lantas berkisah sendu
Pelarian panjang kalian semua
Pelarian tuk tegap melangkah
Saat berjalan di arah samar

Tersadar
Setelah pelarian panjang yang aku dan kau lalui
Kita hebat
Melalui kenyinyiran yang ada

Percayaku untuk semua
Bahwa kita beruntung
Telah berajalan sejauh ini
Memahami semua yang terjadi

;Lucky for u



Jadi pendengar seutuhnya? 
Tidak tidak tidak.
Pahami dulu nak, sang pendengar bukan berarti 
mereka punya berjuta ruang hampa 
tuk menampung segala kesahmu.

Pendengar,
mereka sama.

Sama-sama punya ruang kesah,
Yang juga ingin di dengar
Ingin di rangkul
Olehmu.

Sesekali,
Coba juga dengarkan kesah mereka.
Barangkali, kesahnya lebih perih dari jeramu.
Barangkali, tangsnya lebih tajam dari laut sendumu.

Dan barangkali,
Ruang mereka bisa habis
Dan termakan ego
Oleh si pencurah tak berkasih.

;Klise buatan Ibu



Harga-hargai
Mengharga-menghargai

Dasarnya kita sendu sejiwa
Yang kadang butuh paham berkala
Bukan lalang sebelah mata
Anggap kaku bak selintas janji lama

Harga-Mengharga

Jangan jadi sepicik netra
Jangan jadi sejahat kata
Jangan juga jadi serdadu rasa

Yang jadi tombak insan sejiwa
Melukai setiap tawa
Yang tersisa

;Harga dalam harga



Beberapa lalu-lalang muka masam
Beberapa hadir dalam tawa
Beberapa teruntuk pada asa
Dan beberapa lahir apatis gaya

Menatap selinap nyinyir
Bersenda-gurau-maksud samar terukir
Terwujud negosiasi abstrak dan poros mengikir

Tak apa,
Persilakan saja mereka masuk

;"Toh, langkahmu bukan menjamu angin bukan?"



Kalau orang lain tidak menghargai keberadaanmu
Maka, buat mereka menghargai ketidakberadaanmu.

Percayalah, kau lebih berharga dari yang mereka temu.

;Novel perpisahan



Gundah hari  tuk bernafas
Ketuka induk mati bebas mendekap jelas
Asa tak kunjung habis
Namun terkikis
Terekam bak meringis
Keladi tuan kian bertingkah antis
Mengusik daya kian apatis
Katanya ketika akhir tak harmonis
Apakah harap kan berbuah manis?
Sebingar janji-janji dahulu
Yang terkubur dalam jeruji palu
Yang teredam melukai Sang Abu
Yang terkulai terbuang sudah
Di perapian debu

;awan kelu



Dan akhir hiruk-pikuk membanjiri
Nada akhir gemerlap terlempari
Melempar puan tak luput jutaan aksara berduri
Melompati pintu berharap jadi kandang lobi
Namun nyatanya,
Hanya fraksi memori
Yang jatuh
Lalu mati

; Sarkasme



Orang-orang berkukuh lantah dengan pincang egonya
Berkolaborasi dengan jiwa bak sepadan lonceng usang
Merebah haluan mengacak bumi laksana alam lintas maya
Menyambut kata sepintar mata yang kekal bersandar jejak pulang

Lepas Temaram,
Yang katanya salah tafsir
Ternyata orang-orang tak selamanya paham

;Topeng Dunia



Gama ini,
Ratu Sima sedang tak enak hati untuk meniti
Dalam malam sunyi kian bunga pun pupus menepi
Larut sudah pena tak tersentuh jemari
Menggoreskan lengan yang tak sudi jadi ambang berduri

Mimpi ini,
Ketika purnama lantas acuh dan lemah menari-melingkari
Yang redam didapati hampa terkasih
Tuk menuntun asa dan nasih sang tuan pemulih

Dan menggoreskan dalihnya
Hidup menerbang jeruji hari
Juga menurun berkala lari
Bak Ilalang mencecar mati

;Pusara



Fajar berlagak sumringah di bait ini
Mengajak harum mewarnai nebula pagi
Bising jangkrirk tak lagi sekarab jam lalu
Pun berganti kini dihinggapi muram sang kupu

Dedaunan tak juga seharsa dahulu
Ia rimpuh bagai rinar petrikor ayu
Jangan kau cari juga ranting berselimut asrar
Bagai pilon ia seperti dayita yan tandang

Andai kau tahu baswara tak susah untuk dicari
Dalam reruntuhan pun telak kau temukan payoda
Kau temukan pilau dan airnya
Kau temukan ancala dan anginya
Kau temuka sempena dan syukurnya
Juga kau temukan aku si lokawigna

;Kawi Usang



Malam ialah favorit untuk bergurau dan bersurau
Menyamakan diri dengan tanah daun tembakau
Sindang duri dan cuitan jangkrik menggema bak pisau
Dilemanya seorang pecundang bisa akut mengingau

Aku biadab tak berdusta
Aku teropong ilalang pagi yang tersita
Aku senyap bisa bermimpi kudapan tinta
Aku juga tak kalah hebat bak pemain Persita
Aku ada di mata terinjak kata

Nyamuk malam bercinta nikmat yang hakiki
Terlepas dari perkara hidup dan mati
Persetan dengan centong nasi
Dan kubungkam seribu aksi

Untuk manusia seribu arti

;Puisi Terminal



Perjalanan, pemberhentian dan pengorbanan
Haru, tangis dan air mata
Duka, cita juga realita
Mimpi, ilusi sampai seonggok merapi

Kita semua selalu berjalan dalam altar Suryalaya
Dala cerminannya kita menjadi kokoh seiring rotasinya
Dahulu lemah, rapuh bahkan gulana 
Hingga akhirnya bersandar pada Tejaya

Kita semua selalu berlari dalam sinar letik Sang Merpati
Dalam kepakannya, kita menjelma agung bak Nurani
Dahulu lamban, bodoh sampai sarkastik
Hingga akhirnya menukar jalan pembenaran 

Atas diri pribadi

; Spionase Senja



Apa definisi bahagia
Jika semuanya hanya sementara?
Apa definisi sukses
Jika hanya tertuai untuk pribadi?
Apa definisi memiliki
Jika segalanya bukan abadi?
Apa definisi hidup
Jika akhrnya kita pun kan redup pada tanah?
Apa yang selalu dicari
Jika nyatanya telak tidak bisa dibagi?
Apa yang perlu dibanggakan
Jka segalanya kelak juga terlupakan?
Dan apa yang perlu ditangisi
Jika yang dihadapi akan berganti?

; Dialektika



Coba cari aku
Termakan oleh waktu aku akan menghilang seperti sediakala
Coba cari aku
Andai kisah kasih bisa tersampaikan dalam detak bernyawa
Coba cari aku
Andai perihal rasa bukan tentang ilusi semata
Coba cari aku
Jika rasa yang tak berlandas ini berbalas
Coba cari aku
Dalam rapalan semoga kita dipertemukan dalam titik yang penuh simpatik
Coba cari aku
Sesampainya tak menemukanku
Maka doakan saja moga tak menyimpan luka seperti catatan lalu
Coba cari aku
Dan kau bisa pamit seusainya kita bertemu dalam mimpi senduku

;Wahana Semata



Tangerang,
perjalanan 2019-2021


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sudahkah Kamu Merasa Benar-Benar Bebas?

Bicara Harga Diri Perempuan: Jadi Matre Itu Perlu, Ladies!

Memanusiakan Manusia: Buah bisa Jadi Guru Buat Lo!